June 22, 2013

[Renungan] SUKSES = KETEKUNAN + KREATIVITAS


TETANGGA sebelah kanan saya adalah seorang tukang jahit. Dia bilang ayahnya, kakek dan neneknya dan para leluhurnya juga tukang jahit. Sudah berpuluh-puluh tahun menjadi tukang jahit. Kondisi kehidupannya tidak kaya, juga tidak miskin. Cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Walaupun kalau ada biaya yang cukup besar terpaksa harus cari utangan.

Anehnya, jahitan yang digarapnya adalah order tetap dari seorang juragan. Dengan upah fix cost per satu pakaian Rp 15.000 dari 15 tahun yang lalu tidak juga ada perubahan sampai sekarang. Sepertinya merupakan hal yang tabu kalau harus menawar tarif karena dari dulu sudah diberi order tetap. Mereka beranggapan order tetap itu adalah bentuk dari kemurahan dan kebaikan hati sang juragan.

Sementara tetangga sebelah kiri saya juga tukang jahit. Bedanya, dia sekolah tukang jahit di kota besar selama satu tahun. Selain menjahit, juga belajar pola dan desain. Yang dia kerjakan bukan hanya menerima orderan dari seseorang, tapi dia sendiri kadang-kadang mencari orderan. Tarif yang ditawarkan bermacam-macam, kalau hanya menjahit pakaian dengan pola yang sudah ada bisa murah. Kisaran Rp 50.000 saja. Tapi kalau mau membuat pakaian dengan jenis yang lain ada dua harga, pertama harga menjahit dan kedua harga membuat pola sesuai pesanan. Harga membuat pola bisa 3-5 kali lipat harganya.

Pekerjaan tetangga yang kedua ini belum lama dilakukan. Dia berprofesi sebagai tukang jahit sejak 3 tahun yang lalu. Sebelumnya dia adalah seorang marketing yang berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain. Tapi karena perusahaannya bangkrut, dia alih profesi menjadi tukang jahit. Uang pesangonnya digunakan untuk kursus menjahit dan membuat pola. Bisa dibandingkan, tetangga kedua mendapatkan penghasilan jauh lebih besar daripada tetangga yang pertama.

Apa perbedaan penjahit pertama dan penjahit yang kedua? Penjahit pertama adalah tipe orang yang tekun, sabar dan nrimo. Sehingga pekerjaan yang sudah dilakoninya sejak berpuluh-puluh tahun terus diwariskan ke generasi berikutnya. Tapi memang tukang jahit pertama miskin kreativitas. Sementara tukang jahit yang kedua adalah tipe orang yang kreatif. Dia tidak mau menerima keadaan yang itu-itu saja, dia belajar berbagai macam hal. Bila mendapatkan order atau membeli barang, kalau bisa ditawar kenapa tidak. Tipe yang kedua ini dikategorikan sebagai penjahit yang kreatif sekaligus tekun. Tekun karena dia juga menjalaninya dengan serius, tidak dikerjakan asal-asalan.

Di zaman yang serba berubah seperti sekarang ini, ketekunan saja tidak cukup. Memang ketekunan adalah modal awal untuk mencapai tujuan. Tapi ketekunan tanpa kreativitas bisa benar-benar berbahaya. Mengapa berbahaya? Kalau mengambil contoh tukang jahit di atas, bila suatu saat tidak ada order menjahit maka mereka bisa-bisa tidak bisa mendapatkan uang, tidak bisa makan dan akibat-akibat lainnya, karena keterampilan mereka hanya satu. Sementara sikap orang kreatif bila terjadi perubahan situasi ekonomi apakah bentuknya sepi order atau hal lainnya, mereka akan mencari jalan keluar dan belajar hal baru.


No comments:

Post a Comment