June 30, 2013

[Renungan] Jangan Tergesa-gesa Jika Tidak Ingin Salah Langkah

“Orang yang tergesa-gesa akan salah langkah”
 
Suatu hari, seorang pemuda hendak menimba ilmu bela diri kepada seorang Guru Kung Fu. Sang Guru pun menerimanya sebagai murid dengan beberapa syarat. “Setiap pagi engkau harus menimba air dari sungai lalu mengangkatnya ke rumahku yang letaknya di atas bukit.”

Sang pemuda menyetujuinya. Demikianlah, ia melakukan tugas tersebut setiap hari. Ia mengambil air dari sungai dan membawanya dengan dua buah ember. Karena bak air di rumah Sang Guru begitu besar, si pemuda harus bolak-balik, naik turun bukit, sampai beberapa kali.

Tak terasa tiga bulan sudah berlalu. Si pemuda mulai gelisah. “mengapa Guru belum juga mengajariku ilmu bela diri. Jangankan jurus-jurus jitu, dasar-dasarnya saja belum pernah dia ajarkan. Masa kerjaku hanya mengangkat air. Sungguh pekerjaan yang tidak berguna.”

Kemudian ia memutuskan untuk mendatangi Gurunya. “Guru, aku sudah mulai lelah dengan tugas yang kau berikan. Setiap hari aku harus bangun pagi-pagi menimba air dan baru istirahat ketika senja mulai tiba. Kapan Guru akan mengajariku ilmu pamungkas? Kalau begini terus, lebih baik aku berhenti saja!” katanya sedikit marah.

Sang Guru diam sejenak lalu mengajaknya pergi ke kebun belakang. “Kamu lihat tanaman bambu dan pakis itu?” katanya sambil menunjuk tanaman yang ada di depannya. Si pemuda mengangguk

“Tanaman bambu dan pakis itu aku tanam dalam waktu yang bersamaan. Ketika pertama kali menanamnya, aku merawat benih-benih itu dengan seksama. Kemudian, pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat, warna hijaunya yang menawan menutupi tanah. Tidak ada yang terjadi pada benih bambu, tetapi aku tidak berhenti merawatnya. Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap tidak terjadi apa-apa pada benih bambu. Aku tetap tidak menyerah. Dalam tahun ketiga tetap tidak ada yang tumbuh dari benih bambu, tetapi aku terus saja merawatnya, begitu juga dengan tahun keempat. Lalu pada tahun kelima sebuah tunas kecil muncul dari dalam tanah. Dibandingkan dengan pakis, tunas itu kelihatan begitu kecil dan tampak tidak berarti. Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh pesat dan tingginya mencapai lebih dari 100 kaki. Dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu membuatnya kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan.”

Sama halnya dengan kita, Sang Khalik tidak akan memberikan ciptaan-Nya tantangan yang tidak bisa kita hadapi. Dari semua pergumulan hidup, entah masalah di tempat kerja, rumah tangga, pertemanan yang tak kunjung berakhir, sebenarnya kita sedang menumbuhkan akar-akar kita.

Mungkin hari-hari yang kita jalani tampak tidak bermakna tanpa perubahan yang berarti seperti yang dialami oleh tanaman bambu. Namun, sebenarnya melalui pengalaman dan perjalanan hidup yang kita lalui, kita sedang melatih diri membangun karakter dan fondasi hidup yang kokoh. Mungkin saat ini kita belum melihat apa-apa. Tidak ada sesuatu yang terjadi dalam hidup kita. Tetapi alam semesta ini tidak pernah menyerah pada kita, sama halnya seperti Guru Kung Fu dalam cerita di atas. Dia terus menunggu, “merawat”, “memupuk”, dan “menyiram” setiap hari. Percayalah, suatu hari nanti bahkan beberapa tahun ke depan, kita akan tumbuh menjadi pribadi yang unggul bahkan pertumbuhan kita akan melebihi orang-orang biasa lainnya.

Your time is come! Yakinlah bahwa jika waktunya tiba, kita akan tumbuh sangat tinggi seperti tanaman bambu tadi. Sampai seberapa tinggi? itu semua bergantung pada pribadi kita. Karena itu, jangan pernah menyerah dan putus asa dengan keadaan kita. Jika kita gagal tujuh kali, bangkitlah untuk yang kedelapan kali agar kita pun dapat menikmati jerih lelah kita selama ini. Anda pasti bisa! Berjuanglah !!

No comments:

Post a Comment